IHSG Berpeluang Tergelincir



( 2018-02-22 02:13:01 )

Laju Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Kamis pekan ini. Rilis data keuangan emiten dan harga komoditas akan pengaruhi laju IHSG.
Pergerakan IHSG dalam konsolidasi wajar. IHSG berpotensi gapai rekor tertinggi kembali sepanjang masa. William menilai, rilis data laporan keuangan emiten dan menguatnya harga komoditas masih mewarnai laju IHSG. IHSG akan bergerak di kisaran 6.502-6.713 pada Kamis pekan ini.
Sementara itu laju IHSG akan bergerak di area support pada level 6.616-6.590 pada perdagangan saham Kamis pekan ini. IHSG masih dibayangi tekanan. IHSG akan kembali menguji level support moving average (MA) lima harian dan 20 harian dengan pergerakan 6.595-6.680.
IHSG secara teknikal bergerak konsolidasi negatif tertahan pada level support MA lima harian. Indikator stochastic bergerak pada jenuh beli. Pada penutupan perdagangan saham Rabu kemarin, IHSG melemah 19,48 poin ke posisi 6.643. Sektor saham aneka industri, dan properti memimpin pelemahan IHSG.Sedangkan sektor pertanian dan tambang jadi penahan pelemahan IHSG.
Ini ditopang prospek positif dari tambang logam dan minyak kelapa sawit. Selain itu, data tingkat pertumbuhan pinjaman naik menjadi 8,2 persen secara year on year memberikan sisi optimistis Bank Indonesia pada pelonggaran kebijakan makroprudensial dengan target pertumbuhan kredit kembali di atas 10 persen. Investor asing melakukan aksi beli Rp 79,02 miliar.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bergejolak hingga akhirnya bergerak di zona merah usai rilis hasil rapat bank sentral AS atau the Federal Reserve pada pertemuan Januari 2018 lalu. Indeks saham Dow Jones melemah 166,97 poin atau 0,67 persen ke posisi 24.797,78. Indeks saham S&P 500 melemah 14,93 poin atau 0,55 persen ke posisi 2.701,33. Indeks saham Nasdaq tergelincir 16,08 poin atau 0,22 persen ke posisi 7.218,23.
Notulensi hasil rapat bank sentral AS pada Januari mempengaruhi wall street. Bank sentral AS menetapkan suku bunga tetap pada Januari 2018. Hasil rapat bank sentral yang dirilis pada Rabu waktu setempat menunjukkan pejabat bank sentral AS makin percaya diri menaikkan suku bunga, dan inflasi diprediksi naik.Hasil rapat bank sentral AS pun mendorong imbal hasil surat berharga AS atau obligasi bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam empat tahun. Imbal hasil surat berharga AS mencapai 2,9 persen.
Bank sentral AS kemungkinan menaikkan suku bunga mengingat sejumlah data ekonomi baik pada awal Januari. Ini ditunjukkan menguatnya laporan data tenaga kerja, upah naik, dan diikuti indeks harga konsumen.
Keyakinan pelaku pasar suku bunga akan naik pada pertemuan bank sentral AS pada Maret menjadi 93,5 persen. Bank sentral AS diprediksi menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2018. Inflasi menjadi kekhawatiran pelaku pasar. Kekhawatiran inflasi itu membuat indeks saham S&P 500 melemah lebih dari 10 persen sejak 26 Januari. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun stabil di kisaran 2,9 persen.
Sejumlah sektor saham pun mencatatkan performa terbaik. Sektor saham industri naik 1,45 persen. Sektor saham industri membukukan performa terbaik di antara 11 sektor saham lainnya. Sedangkan sektor saham material mendaki 1,13 persen. Sektor saham properti melemah 0,54 persen seiring data penjualan rumah turun pada Januari.
Volume perdagangan saham di wall street mencapai 6,96 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham 8,49 miliar saham.