Saham Warren Buffet Membuat Wall Street Naik Tajam



( 2018-02-27 01:59:19 )

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street naik tajam pada penutupan perdagangan di hari Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pemicunya karena kekhawatiran investor terhadap kenaikan suku bunga acuan mulai mereda, menanti pernyataan Gubernur The Fed, Jerome Powell sampai kenaikan saham teknologi dan saham milik Warren Buffet.

Dilansir dari Reuters, pada hari Selasa (27.02.2018), tiga indeks utama wall street melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga minggu. Indeks saham Dow Jones Industrial Average melesat 385,21 poin atau 1,52 persen menjadi 25.695,2.

Indeks saham S&P 500 naik 30,36 poin atau 1,11 persen menjadi 2.777,77, dan indeks saham Nasdaq Composite menguat tajam 77,86 poin atau 1,06 persen le level 7.415,25.

Kenaikan seluruh indeks saham utama wall street ditopang penguatan sektor saham teknologi. Saham SPLRCT naik 1,5 persen yang memimpin penguatan.

Saham Qualcomm lompat 5,7 persen setelah produsen chip itu mendesak perusahaan Broadcom untuk bernegosiasi harga mengenai penawaran akuisisi senilai US$ 117 miliar.

Selain itu untuk saham teknologi, saham perusahaan milik Warren Buffet, Berkshire Hathaway juga mendorong kenaikan wall street. Perusahaan yang memiliki likuiditas senilai US$ 116 miliar ini cenderung lebih membeli saham kembali dibanding membayar dividen.

Penguatan wall street dipengaruhi oleh sentimen meredanya kecemasan investor atas kenaikan suku bunga acuan AS, meskipun The Federal Reserve melihat pertumbuhan ekonomi akan tetap stabil dan tidak melihat adanya risiko yang mungkin menghentikan laju kenaikan suku bunga yang direncanakan.

"Meredakan kekhawatiran tentang suku bunga akan membantu mengalihkan perhatian investor terhadap kekuatan ekonomi AS yang berlanjut," kata Presiden dan Kepala Investasi Plumb Funds, Tom Plumb.

Menjelang testimoni pertama Gubernur The Fed terpilih, Jerome Powell di depan Kongres AS membuat imbal hasil obligasi AS turun 2,8605 persen dari level tertingginya.

Harga emas berjangka mengalami kenaikan US$ 2,50 ke angka US$ 1.332,80 per ounce. Sementara harga minyak mentah AS naik 36 sen menjadi US$ 63,91 per barel dan minyak Brent menguat 19 sen di harga US$ 67,50 per barel.