Trump Melunak Soal Tarif Impor Baja, Wall Street Menanjak



( 2018-03-09 02:23:47 )

Wall street ditutup menguat pada perdagangan hari Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Kenaikan terdorong setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump melunak terkait kebijakan tarif impor sehingga membuat kekhawatiran munculnya perang dagang mereda.

Mengutip Reuters, pada hari Jumat (09.03.2018), tiga indeks utama wall street ditutup merekah. Indeks saham Dow Jones Industrial Average mendaki 93,85 poin atau 0,38 persen ke level 24.895,21.

Indeks saham S&P 500 menguat 12,17 poin atau 0,45 persen ke posisi 2.738,97, dan indeks saham Nasdaq Composite melaju 31,30 poin atau 0,42 persen ke level 7.427,95.

Adapun volume transaksi perdagangan di bursa AS tercatat 6,38 miliar saham.

Donald Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif impor baja sebesar 25 persen dan aluminium sebesar 10 persen. Namun Kanada dan Meksiko akan bebas dari aturan tersebut. Pembebasan pungutan tarif impor juga berlaku bagi negara lain yang mengajukan pengecualian.

"Ini adalah sesuatu yang kurang menggigit dari retorika minggu lalu," kata CEO Horizon Investment Services, Chuck Carlson.

Kebijakan tarif impor logam dari Trump yang memicu kekhawatiran perang dagang telah mendominasi pasar sejak pengumuman Kamis minggu lalu. Diperparah dengan mundurnya penasihat Trump, Gary Cohn.

Namun demikian, sikap Trump yang melunak ini justru menyeret saham-saham industri logam berguguran, yakni saham Century Aluminium (CENX.O) yang turun 7,5 persen setelah pernyataan dari Gedung Putih.

Saham AS Steel Corp (X.N) pun ikut terseret ke bawah sebesar 2,9 persen, sedangkan saham AK Steel (AKS.N) drop sebesar 4 persen.

Menurut Kepala Strategi Pasar JonesTrading, yang bernama Michael O'Rourke masih khawatir kebijakan Trump akan mempengaruhi perdagangan di seluruh dunia.

"Tapi bisa saja dia (Donald Trump) keluar dengan tarif berbeda untuk hal lain," katanya.

Sementara itu, untuk indeks saham energi SPNY mengalami penurunan 0,1 persen terimbas susutnya harga minyak dunia.

Satu persatu orang terdekat Donald Trump di pemerintahan mundur. Kali ini, Gary Cohn, penasihat top ekonomi, meninggalkan posnya. Demikian pengumuman Gedung Putih.

Cohn, yang sempat digadang-gadang akan menjadi kepala staf, meninggalkan Gedung Putih usai kemarahaannya atas ketidaksetujuan dengan keputusan majikannya untuk memberlakukan tarif baja dan alumunium. Ia akan meninggalkan posnya dalam beberapa minggu ke depan.

"Gary Cohn telah menjadi penasihat ekonomi utama saya dan melakukan pekerjaan yang hebat dalam agenda kami, membantu memberikan potongan pajak dan reformasi yang bersejarah dan menyelamatkan ekonomi Amerika sekali lagi. Dia adalah bakat yang langka, dan saya berterima kasih atas pelayanan berdedikasinya kepada Orang Amerika," kata Trump dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari CNN pada Rabu (07.03.2018).

Donald Trump menyampaikan kabar tersebut di Twitter pada hari Selasa 6 Maret malam, dan mengatakan sebuah keputusan akan segera datang.

"Akan segera membuat keputusan mengenai penunjukan Penasihat Ekonomi Kepala Baru. Banyak orang yang menginginkan pekerjaan itu - akan memilih dengan bijak!" kicau Trump.

Pengunduran diri Cohn membuat orang-orang di lingkaran Washington dan Wall Street, kaget. Banyak yang memandang Cohn, sebagai mantan eksekutif Goldman Sachs memiliki pengaruh yang mantap terhadap kebijakan ekonomi Trump.

Kepergian Cohn menimbulkan pertanyaan tentang arah pemerintahan Trump dan membuat index Dow Jones terjerumus 300 poin. "Wall Street tidak akan senang," kata seorang anggota senior Partai Republik yang pernah bekerja di Gedung Putih dan di bidang keuangan.

Guncangan terbaru juga memperkuat kekacauan yang telah dihadapi Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir, dengan Cohn menjadi yang terbaru dari serangkaian pengunduran diri para petinggi. Sejauh ini belum jelas siapa yang akan menggantikannya sebagai direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih.

Donald Trump kemungkinan akan mempertimbangkan Larry Kudlow, penasihat informal dirinya, kata satu sumber yang dekat dengan kedua pria tersebut.

"Ini merupakan kehormatan untuk melayani negara saya dan memberlakukan kebijakan ekonomi pro-pertumbuhan, dan mengucapkan terima kasih kepada Trump atas kesempatan tersebut," ucap Cohn dalam pernyataan usai mengunduran dirinya.

Kepala staf Gedung Putih, John Kelly mengatakan, "kami akan merindukannya sebagai mitra di Gedung Putih."