Bursa Asia Awali Kuartal II dengan Penguatan



( 2018-04-02 03:23:56 )

Bursa Asia penguatan di awal perdagangan bulan April ini. Hal ini dipicu dengan penguatan kinerja ekuitas global pekan lalu, sementara dolar tetap stabil menunggu laporan hasil indikator ekonomi utama.

Melansir laman Reuters, pada hari Senin (02.04.2018), indeks MSCI saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen. Sementara indeks Kospi Korea Selatan naik 0,8 persen dan Nikkei Jepang menguat tipis 0,2 persen.

Adapun Wall Street pada pekan lalu menghijau dipicu penguatan saham teknologi, mengakhiri kuartal pertama yang penuh gejolak. Sementara pada hari Jumat perdagangan ditutup terkait perayaan Paskah.

Indeks ekuitas dunia yang mempengaruhi Bursa Asia pada hari ini, berakhir menguat 1,2 persen pada pekan lalu. Namun bila dihitung secara kuartal, turun sekitar 1,5 persen pada kuartal pertama.

Angka ini menjauh dari rekor tertinggi akibat ketegangan perdagangan global yang meningkat, gejolak di Gedung Putih dan anjloknya saham perusahaan teknologi karena isu regulasi dan isu lainnya.

“Kami mengharapkan pertumbuhan yang kuat dan berbasis luas terus terjadi secara global,” tulis ahli strategi Barclays.

Namun mereka memperingatkan bahwa ada risiko yang mengancam, yakni proteksi perdagangan, ketidakpastian kebijakan ekonomi AS, kekhawatiran tentang volatilitas lintas pasar yang lebih tinggi dan risiko premi di pasar suku bunga.

Di pasar mata uang, Dolar stabil terhadap Yen di posisi 106.280. Sementara Euro sedikit lebih rendah dibandingkan Dolar di USD 1,2314.

Greenback telah memperoleh kenaikan sekitar 0,6 persen terhadap enam mata uang utama lainnya, pada pekan lalu. Pimicunya antara lain kemajuan dari masalah Korea Utara dan ketegangan perdagangan AS-Cina yang mereda untuk saat ini.

Namun Indeks dolar masih turun lebih dari 2 persen pada kuartal terakhir, menandai penurunan kuartal kelima berturut-turut.

"Daftar indikator penting akan dirilis minggu ini, yang dapat membantu sentimen pasar tetap meskipun kekhawatiran perdagangan AS-Cina dan risiko geopolitik lainnya terus menjadi latar belakang," kata Koji Fukaya, Presiden FPG Securities di Tokyo.

Sementara harga minyak mentah dunia tercatat naik. Harga minyak mentah AS naik 0,3 persen menjadi USD 65,12 per barel dan Brent naik 0,4 persen menjadi USD 69,62 per barel.