Wall Street Perkasa Usai Kekhawatiran Perang Dagang Mereda



( 2018-04-05 01:49:33 )

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street kembali menguat ke level tertinggi didorong oleh investor kembali fokus terhadap rilis laporan keuangan perusahaan. Investor menghindari sentimen potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali menguat pada awal pekan ini.

Pada penutupan perdagangan saham di hari Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones menguat 230,66 poin atau 0,96 persen ke posisi 24.264,02. Indeks saham S&P 500 mendaki 30,23 poin atau 1,16 persen ke posisi 2.644,68. Indeks saham Nasdaq menanjak 100,83 poin atau 1,45 persen ke posisi 7.042,11.

Kekhawatiran perang dagang mereda pada perdagangan sore waktu setempat. Hal itu usai penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump yaitu Larry Kudlow mengatakan, pemerintah sedang negosiasi dengan China ketimbang perang dagang.

Investor merespons positif hal tersebut. Dengan negosiasi, pengenaan tarif impor barang belum akan berlaku segera. Hal tersebut member angin segar di wall street.

“Kami mulai merasa pasar tak suka ketidakpastian. Langkah Trump lebih buruk. Pelaku pasar kini menanti data ekonomi seperti laporan tenaga kerja dan kinerja perusahaan,” ujar Robert Phipps, Direktur Per Stirling Capital Management, seperti dikutip dari laman Reuters, pada hari Kamis (05.04.2018).

Indeks VIX yang mengukur kecemasan investor pun turun 1,04 poin ke posisi 20,06. Sementara itu, penguatan wall street juga ditopang dari kenaikan sektor saham teknologi sebesar 1,4 persen. Saham Facebook masih bebani sektor saham teknologi. Namun penurunan saham Facebook tipis.

Selain itu, saham Boeing juga jadi saham yang bebani indeks saham Dow Jones lantaran pasar besar di China. Saham Boeing melemah satu persen ke posisi USD 327,44. Saham Deere and Co tergelincir 2,9 persen imbas dari kekhawatiran perang dagang antara AS dan China.

Sektor saham industri S&P 500 pun mencatatkan kenaikan sebesar 0,4 persen usai alami tekanan. Volume perdagangan saham di wall street tercatat 7,04 miliar saham. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata perdagangan saham sekitar 7,3 miliar saham.