Harga Minyak Melonjak 3%, karena Kekhawatiran Perang Dagang Mereda



( 2018-04-11 01:51:22 )

Harga minyak melonjak lebih dari 3 persen pada penutupan perdagangan di hari Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong kenaikan harga minyak karena investor percaya diri Amerika Serikat (AS) dan China bisa segera menyelesaikan sengketa perdagangan tanpa merusak ekonomi global.

Sementara, untuk ketegangan di Timur Tengah dan pelemahan dolar AS ikut mendukung penguatan harga minyak.

Mengutip Reuters, pada hari Rabu (11.04.2018), harga minyak Brent berjangka yang menjadi patokan global naik USD 2,39, atau 3,5 persen menjadi USD 71,04 per barel. Ini merupakan persentase kenaikan harian terbesar sejak September.

Sedangkan untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate naik 3,3 persen atau USD 2,09 dan menetap di USD 65,51 per barel.

Presiden Blue Line Futures di Chicago, AS, Bill Baruch, mengatakan bahwa perdagangan pada hari Selasa ini merupakan perdagangan yang cukup menggembirakan.

"Kekhawatiran perang dagang mereda dan pelemahan dolar AS menjadi tenaga bagi harga minyak," jelas dia.

Presiden China Xi Jinping pada Selasa kemarin menyatakan bahwa China akan lebih terbuka dengan menurunkan tarif impor terhadap barang-barang AS.

Menurut salah satu Analis dari RJO Futures Chicago, AS, yang bernama Phillip Streible, mengatakan bahwa Ketegangan di Timur Tengah juga mendukung harga minyak.

Presiden AS Donald Trump berjanji akan memberikan tanggapan yang cepat terhadap dugaan serangan kimia di Suriah. Tanggapan ini memberikan dorongan kepada AS untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran.

Kemungkinan besar, dengan keluarnya AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran ini akan memberikan dampak negatif sehingga mendorong harga minyak.