Bursa Saham Asia Menanjak



( 2018-04-18 03:37:46 )

Bursa saham Asia dibuka semringah pada perdagangan Rabu mengikuti gerak reli Wall Street. Penguatan tersebut ditopang dari berbagai sentimen, utamanya dari rapor hijau neraca keuangan kuartal I sejumlah perusahaan.
Indeks saham Nikkei menanjak 0,62 persen pada awal perdagangan hari ini. Sementara indeks saham Topix naik 0,49 persen. Indeks saham Kospi Korea Selatan pun mereguk untung dengan penguatan 0,84 persen. Sektor saham teknologi dan manufaktur memimpin kenaikan di antara sektor saham lain.
Sedangkan indeks saham S&P/ASX 200 Australia mendaki sedikit 0,23 persen lantaran penurunan subindex pada sektor saham keuangan. Namun masih tertolong dari kenaikan sektor saham energi.
Investor di kawasan Asia masih akan fokus pada kebijakan China yang memberlakukan deposit hingga 178,6 persen kepada importir sorgum asal Amerika Serikat. China juga berencana meningkatkan batas kepemilikan asing di pasar mobil.
Netflix, Goldman Sachs, dan UnitedHealth adalah tiga perusahaan AS yang mencetak laba cukup besar di kuartal I-2018, sehingga memunculkan optimisme pelaku pasar atau investor.
Pendapatan atau laba sejumlah perusahaan pada indeks S&P 500 diperkirakan akan meningkat tajam 18,6 persen pada kuartal I ini dibanding periode setahun yang lalu.
Perusahaan tambang asal Australia, Rio Tinto mengumumkan pengiriman bijih besi naik menjadi 80,3 juta ton di tiga bulan pertama ini atau naik 5 persen dibanding tahun lalu.
Pengiriman bijih besi tahun ini diprediksi tetap sekitar 330-340 juta ton. Saham perusahaan yang memiliki 40 persen hak partisipasi di tambang Grasberg PT Freeport Indonesia itu melaju 0,92 persen.
Di pasar uang, indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang dibuka lebih tinggi ke level 89,422. Terhadap Yen Jepang, kurs dolar AS stabil di kisaran 107,04 merespons pertemuan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan Presiden AS Donald Trump pada Selasa ini.
Sedangkan harga minyak mentah dunia tercatat naik. Harga minyak West Texas Intermediate AS terangkat naik 0,51 persen ke posisi US$ 66,87 per barel dan harga minyak berjangka Brent naik 0,45 persen ke posisi US$ 71,90 per barel.