Penguatan Dolar AS, Menekan Harga Emas



( 2018-04-26 02:24:37 )

Harga emas merosot ke level terendah dalam lima pekan pada perdagangan hari Rabu karena lonjakan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi AS. Dolar AS dan imbal hasil obligasi AS naik karena meredanya ketegangan perdagangan AS dengan China.

Mengutip Reuters, pada hari Kamis (26.04.2018), harga emas di pasar spot mengalami ponurunan sebesar 0,66 persen ke level USD 1.321,56 per ounce pada pukul 1.56 siang waktu New York. Harga emas sempat menyentuh USD 1.318,51 per ounce yang merupakan level terendah sejak tanggal 21 Maret.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS untuk pengiriman bulan Juni turun USD 10,20, atau 0,8 persen ke level USD 1.322,80 per ounce.

Imbal hasil obligasi AS berjangka waktu 10 tahun menyentuh level 3 persen pada perdagangan hari Selasa untuk pertama kalinya dalam empat tahun ini. Level tersebut berlanjut atau bertahan sampai dengan hari Rabu.

Pendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS ini karena adanya kegelisahan dari pelaku pasar akan peningkatan pinjaman pemerintah AS yang kemudian mendorong aksi jual.

Imbal hasil yang lebih tinggi pada obligasi membuat emas menjadi investasi yang kurang menarik karena tidak memberikan bunga.

"Banyak pelaku pasar melihat bahwa saat ini sudah terjadi pergeseran rzon dari bunga rendah ke bunga tinggi," jelas analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Sementara, risiko politik menurun setelah AS mengatakan kemungkinan akan mencapai kesepakatan perdagangan dengan China dan bahwa para pejabat dari kedua belah pihak akan duduk untuk negosiasi dalam beberapa hari.

"Ada sedikit kepercayaan di AS dan itu berdampak negatif terhadap emas," kata analis logam mulia Natixis, Bernard Dahdah.

Emas sering dilihat sebagai insturmen safe haven selama masa ketidakpastian politik dan keuangan.

Sementara itu, untuk harga perak di pasar spot turun 0,9 persen menjadi USD 16,56 per ounce setelah menyentuh USD 16,49 per ounce, mendekati level terendah dua minggu.

Harga platinum kehilangan 1,7 persen menjadi USD 910,20 per ons setelah sebelumnya mencapai USD 903,50 per ons, mendekati level terendah dalam tiga minggu.

Sedangkan harga palladium turun 0,22 persen menjadi USD 972,4 per ounce setelah menyentuh USD 956,10 per ounce sebelumnya, terendah dua minggu.