Inflasi Mei 0,21 Persen, IHSG Menguat 46,61 Poin



( 2018-06-04 07:35:45 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Senin (4/6/2018). IHSG menguat di tengah rilis laju inflasi Mei 2018 0,21 persen.
Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin pekan ini, IHSG menguat 46,61 poin atau 0,78 persen ke posisi 6.030,20. Indeks saham LQ45 mendaki 1,29 persen ke posisi 965,87. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Pada sesi pertama, IHSG mencapai level tertinggi 6.032,80 dan terendah 6.001,20. Sebanyak 174 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 182 saham melemah dan 117 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 240.404 kali dengan volume perdagangan saham 5,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 5,2 triliun.
Investor asing beli saham Rp 186,82 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.895. Sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham infrastruktur naik 3,06 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,91 persen dan sektor saham keuangan menguat 1,43 persen.
Sedangkan sektor saham industri dasar melemah 1,07 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi susut 0,22 persen dan sektor saham manufaktur melemah 0,12 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham EXCL naik 16,67 persen ke posisi Rp 2.450 per saham, saham TKIM naik 10,80 persen ke posisi Rp 14.625, dan saham PGAS menanjak 5,31 persen ke posisi Rp 2.180 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham-saham HRUM tergelincir 6,5 persen ke posisi Rp 3.020 per saham, saham PRIM susut 6,44 persen ke posisi Rp 1.090 per saham, dan saham BTEK tergelincir 6,33 persen ke posisi Rp 148 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,4 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,35 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,36 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand menanjak 0,03 persen, indeks saham Shanghai menguat 0,46 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,92 persen dan indeks saham Taiwan naik 1,36 persen.
IHSG menguat selama sesi pertama ini terjadi di tengah rilis data ekonomi inflasi Mei 2018. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, tingkat inflasi pada Mei 2018 sebesar 0,21 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi April 2018 yang sebesar 0,1 persen.
Untuk inflasi tahun kalender sebesar 1,3 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (year on year) sebesar 3,23 persen. "Perkembangan harga komoditas pada Mei menunjukkan adanya peningkatan," jelas Kepala BPS, Suhariyanto, Senin 4 Juni 2018.
Dari 82 kota yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), terdapat 65 kota yang mengalami inflasi dan terdapat 17 kota mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi terjadi di Tual dan terendah terjadi di Purwokerto dan tangerang," tambah dia.
Ia melanjutkan, pada inflasi pada Ramadan 2018 ini jika dibandingkan dengan Ramadan 2017 yang tercatat 0,39 persen dan Ramadan 2016 yang sebesar 0,66 persen maka untuk tahun ini jauh lebih rendah.
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan saham dia awal pekan ini. Saham aneka industri jadi pendorong terbesar. Pada pembukaan perdagangan saham Senin 4 Juni 2018, pukul 09.00 WIB, IHSG naik 22,3 poin atau 0,37 persen ke posisi 6.005,8. Indeks saham LQ45 juga naik 0,54 persen ke posisi 958,75.
Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat. Sebanyak 134 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Kemudian 40 saham melemah dan 91 saham diam di tempat.
Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.009,77 dan terendah 6.001,20. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.482 kali dengan volume perdagangan 167,2 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 251,3 miliar.
Investor asing menjual saham Rp 13,6 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.862. Sebagian besar sektor saham bergerak di zona hijau yang dipimpin sektor aneka industri yang naik 0,89 persen. Penguatan berikutnya dibukukan sektor infrastruktur yang naik 0,81 persen dan sektor keuangan yang melambung 0,78 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TIRA naik 17,95 persen menjadi Rp 184, dan mencatatkan penguatan terbesar. Disusul saham ETWA mendaki 10,64 persen ke posisi Rp 104 per saham, dan saham RODA naik 9,38 persen ke posisi Rp 420 per saham.
Saham yang melemah antara lain saham BBLD turun 25 persen ke posisi Rp 282 per saham, saham SMBR tergelincir 12,97 persen ke posisi Rp 3.220 per saham, dan saham IIKP susut 10,7 persen ke posisi Rp 214 per saham.