Dolar AS Stabil Pasca Libur Natal



( 2015-12-28 09:17:11 )

Pada Senin (28/12) awal perdagangan sesi Asia, Dolar AS tertahan di atas level tinggi dua bulan terhadap Yen dan stabil terhadap Euro terdukung oleh melemahnya data manufaktur Jepang pagi ini meski masih melekat pada rentang perdagangan yang sedikit dalam rangka libur Natal. Sejumlah pasar, termasuk Australia dan beberapa wilayah Eropa, masih akan tutup hingga Senin.

Pada hari Kamis, Menjelang libur Natal, Dolar AS menurun 0.1 persen dari kisaran 120.28 Yen. Kendati demikian, angka tersebut masih lebih tinggi daripada level 119 yang sempat tersentuh pada Oktober lalu. Sebelum libur Natal, AS merilis data Klaim Pengangguran bulan Desember mengalami penurunan sebanyak 5.000 menjadi 267k dari data pada periode sebelumnya yang ada pada angka 272k dan sekaligus mematahkan ekspektasi dari para ekonom yang sebelumnya menyebutkan hanya akan turun ke angka 270k. Pagi ini, USD/JPY berada di atas level rendah hari Jumat, tepatnya di posisi 120.05 Yen. Greenback sudah naik 0.5 persen terhadap Yen tahun ini, namun menurun 2 persen sejauh bulan ini. Data yang dirilis pagi ini dari Jepang mem-bearish-kan Yen kendati pasar tak memberikan reaksi. Selain data mengenai output industri, Jepang juga merilis data penjualan retail yang anjlok 1.0 persen pada bulan November dari tahun sebelumnya.

Euro stabil terhadap Dolar AS di posisi 1.0965. Indeks Dolar, yang mengukur penguatan Dolar terhadap enam mata uang mayor lainnya, turun 0.1 persen ke angka 97.878. Indeks Dolar berada dalam jalur kemerosotan hingga lebih dari 2 persen bulan ini, tetapi masih naik lebih dari 8 persen dalam satu tahun setelah para investor menentukan posisi mereka pasca kenaikan suku bunga AS.

Pagi ini, Dolar AS juga cukup stabil terhadap Poundsterling, GBPUSD diperdagangkan di posisi 1.4920, menurun dari level tinggi di posisi 1.4940 pada tanggal 24 Desember sebelum Natal. Para analis dari Deutsche Bank memperingatkan bahwa Bank Sentral Inggris (BOE) diperkirakan tidak memiliki kesempatan untuk menaikkan tingkat suku bunga sama sekali apabila pemulihan ekonomi Inggris melambat. Jika Federal Reserve AS terus memperketat kebijakan moneternya tahun depan sementara Inggris harus mempertahankan suku bunga rendahnya, maka Poundsterling diperkirakan akan menurun hinga 1.27 per Dolar AS di tahun 2016 mendatang dan 1.15 pada tahun 2017.