Greenback Menuju High 1 Pekan



( 2018-09-04 03:05:23 )

Indeks Dolar (DXY) berada di level 95.23 atau berkondolidasi dalam dua hari terakhir, namun Indeks Dolar tetap berada dekat level high 1 pekan terhadap major currencies.
Dolar AS berkonsolidasi cenderung naik dan berada dekat level tertinggi satu pekan terhadap major currencies pada sesi Asia hari Selasa (4/9) karena ketegangan yang dipicu oleh meningkatnya potensi perang dagang antara AS-China, serta aksi jual di pasar negara berkembang yang sekaligus memicu permintaan terhadap Greenback.
Ketegangan semakin meningkat saat Trump pada hari Sabtu pekan lalu mengatakan bahwa tidak perlu mempertahankan Kanada dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) yang baru, setelah pembicaraan AS-Kanada tidak mencapai kata sepakat. Di samping itu, Trump yang berencana ingin segera merealisasikan rencana kenaikan tarif impor barang China senilai $200 Milyar ikut memperburuk situasi pasar Emerging Market.
Pada saat berita ini ditulis, Indeks Dolar (DXY) berada di level 95.23 atau berkondolidasi dalam dua hari terakhir, namun Indeks Dolar tetap berada dekat level high 1 pekan terhadap major currencies. Status Greenback sebagai mata uang cadangan di banyak negara menjadikannya semakin diminati saat kekhawatiran atas konflik perdagangan semakin meningkat.
Investor gelisah terhadap kondisi pasar negara berkembang (Emerging Market), saat terjadi eksodus modal secara besar besaran, memicu mata uang lokal terpukul terhadap Dolar AS. Negara yang terkena dampak paling parah seperti Turki dalam kondisi krisis, selain itu Peso Argentina telah melemah 4 persen hanya dalam satu hari dan Lira melemah 2 persen.
Tekanan serupa juga terlihat di banyak negara Emerging Market seperti Rupiah yang melemah hingga mendekati level low 20 tahun terhadap Greenback. Mata uang Rupee India ikut menyentuh level low terbaru dalam beberapa tahun terakhir.
Selain terhadap mata uang Emerging Market, Greenback juga terpantau menguat versus Euro setelah data pertumbuhan manufaktur Uni Eropa bulan Agustus melambat dekat level low 2 tahun, dipicu oleh meredupnya optimisme karena kekhawatiran terhadap perang dagang.
Pelemahan lainnya dialami oleh Sterling, yang harus melemah cukup dalam terhadap Greenback karena munculnya kekhawatiran baru terkait negosiasi Brexit dan manufaktur Inggris yang melemah. Alhasil, hal tersebut menekan GBP/USD yang saat ini berada di level 1.2861 atau melemah 0.38 persen sejak perdagangan awal pekan.