Outlook Emas Masih Bearish?



( 2018-10-02 09:03:35 )

Emas sempat anjlok Kamis lalu menyusul penguatan dollar pasca FOMC Statement dan belum nampak mampu keluar dari tren bearish. Benarkah demikian?
Harga emas rebound akhir pekan lalu, tetapi mencatat penurunan selama enam bulan berturut-turut pada September. Meski sudah mengalami kejatuhan sepanjang setengah tahun terakhir, belum ada tanda-tanda emas bisa melepaskan diri dari tekanan bearish.
Emas sempat anjlok Kamis lalu menyusul penguatan dollar yang terangkat oleh keputusan dan pernyataan FOMC. The Fed tidak hanya menaikkan suku bunga dalam rapat tersebut, tapi juga berencana menaikkannya lagi pada Desember nanti dan tiga kali lagi tahun depan serta satu kali pada tahun berikutnya. Di saat yang sama,The Fed menaikkan proyeksi ekonominya. Sang Ketua Jerome Powell turut menyampaikan pandangan yang cukup optimis terkait prospek ekonomi.
Dollar semakin menguat karena data yang menunjukkan ekonomi AS mencatat pertumbuhan terpesatnya dalam empat tahun. Selain itu, Durable Goods Orders tumbuh 4.5% selama Agustus. Apresiasi dollar juga datang di tengah tekanan yang dialami oleh major currencies lainnya. Euro tergelincir karena kekhawatiran mengenai RAPBN Italia yang mematok target defisit cukup besar di saat tumpukan utang semakin membengkak. Sedangkan pound masih dibayangi oleh dinamika negosiasi Brexit.
Harga akhirnya rebound setelah sempat menyentuh level terendah dalam enam minggu. Namun, patut dipertanyakan seberapa kuat posisi emas. Sejauh ini belum ada faktor positif yang dapat memberi dorongan ke emas. Rencana kenaikan suku bunga the Fed hingga 2020 memang semakin menggerus pamor logam mulia itu sebagai aset non bunga. Ditambah lagi dengan isu perang dagang yang sejauh ini masih berpihak pada dollar.
Sengketa dagang AS dan China belum usai dan keduanya masih belum ada rencana perundingan dalam waktu dekat. Namun berita terbaru menyebutkan Presiden Trump mencapai kesepakatan tentatif dengan Kanada untuk merevisi NAFTA. Dinamika terkait perang dagang akan mempengaruhi posisi dollar.
Pergerakan dollar juga masih menjadi penentu arah emas. Investor mengamati pula yield AS, yang sejauh ini posisinya masih di 3%. Indeks dollar reli 1% minggu lalu namun masih belum berhasil menembus resistance 95.30. Bila ditembus, indeks tersebut bergerak menuju resistance berikutnya di 95.70.
Setelah menyentuh $1160 per troy ons Agustus lalu, yang merupakan level terendahnya dalam 18 bulan, harga emas memang mencoba pulih. Namun sepanjang September, harga paling tinggi mencapai $1212. GKInvest mencatat, harga masih tertahan di bawah MA 50. Penembusan MA 50 menjadi penting untuk menjaga asa pemulihan tersebut.
Meski ada pemulihan dalam enam minggu terakhir, spekulan tetap skeptis mengenai rebound dan tetap dalam posisi jual. Berdasarkan laporan dari CFTC, spekulan menambah posisi net short sebesar 2.923 lot menjadi 77313 lot sampai 25 September lalu, terbesar dalam tiga minggu. Namun ada kalanya spekulan bisa berbuat kesalahan ketika semua bertaruh pada posisi yang sama. Dengan kata lain, spekulan adalah indikator kontrarian akurat terutama di saat mereka bernada sama.
Saat ini, net speculative positioning di emas sudah mencapai zona bahaya, yaitu -10844 kontrak. Dengan net speculative positioning berada pada kondisi negatif, patut diwaspadai suatu saat terjadi short sqeeuze, yaitu kenaikan harga yang terjadi karena kurangnya supply saat demand tinggi. Ini juga terjadi ketika spekulan meng-cover kerugian mereka yang terjadi pada posisi jual dengan mengambil posisi beli, menyebabkan lonjakan volume pembelian.
Secara keseluruhan, trend emas masih bearish. Namun, dalam 1.5 bulan terakhir, harga emas cenderung mengalami konsolidasi di kisaran Support 1182.700 dan Resistance 1214.120. Indikator RSI juga masih menunjukkan momentum penurunan, masih di bawah level 50. Saat ini harga sedang bergerak kembali menuju support-nya di kisaran 1182.700. Jika mampu bertahan, harga emas kemungkinan akan memperpanjang pola konsolidasi, untuk kembali meraih resistance di kisaran 1204.000 - 1214.120.
Namun jika support tersebut ditembus, target penurunan lanjutan kemungkinan akan kembali menguji support berikutnya di 1160.070.