Kekhawatiran Investor Membuat Wall Street Anjlok



( 2018-10-25 02:42:23 )

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan sehingga menghapus keuntungan indeks saham Dow Jones dan S&P 500 dalam setahun. Hal itu didorong oleh investor mencari kepastian dan keamanan di tengah kekhawatiran ekonomi dan politik global.

Selain itu sentimen lain dengan melemahnya data penjualan rumah sehingga mendorong kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dan keuntungan perusahaan.

Pada penutupan perdagangan saham di hari Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 608,15 poin atau 2,41 persen ke posisi 24.583,28. Indeks saham S&P 500 tergelincir 84,53 poin atau 3,08 persen ke posisi 2.656,16. Indeks saham Nasdaq terpangkas 329,14 poin atau 4,43 persen ke posisi 7.108,40.

Indeks saham CBOE yang mengukur kecemasan investor naik 4,52 poin ke posisi 25,23, dan level ini tertinggi sejak tanggal 12 Februari.

Investor mencermati sejumlah masalah termasuk beberapa laporan keuangan perusahaan yang mengecewakan, ketidakpastian atas brexit, spekulasi anggaran Italia dengan Komisi Uni Eropa.

Selain itu, pemilihan kongres Amerika Serikat dan tekanan terhadap Arab Saudi atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

"Kelihatannya lebih panik dan ketakutan karena penjualan terus bergulir," ujar salah satu analis, pada hari Kamis (25.10.2018).

Seiring rilis laporan keuangan keluar menunjukkan ada permintaan melambat. Ini ditunjukkan dari hasil produsen chip Texas Instruments dan STMicroelectronics. Selain itu, prediksi mengecewakan dari Caterpillar dan 3M.

Saham Texas Instruments melemah 8,5 persen sehingga dorong indeks Philadelphia Semiconductor turun 6,6 persen. Saham Intel merosot 4,7 persen.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 9,6 miliar saham. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata 20 harian sekitar 8 miliar saham.

Di pasar uang, dolar AS naik tajam terhadap euro setelah data PMI menunjukkan pertumbuhan bisnis di zona euro melambat lebih cepat dari yang diperkirakan karena berkurangnya pesanan.

Harga obligasi surat berharga AS naik didorong investor mewaspadai saham yang volatile dan imbal hasil obligasi surat berharga AS dalam waktu 10 tahun turun ke posisi terendah dalam tiga minggu.

"Ini adalah perdagangan global besar yang berisiko. Kami memiliki beberapa tantangan suku bunga lebih tinggi pengaruhi perumahan, tarif yang sebabkan biaya ke produsen naik sehingga membuat penghasilan tidak begitu bagus, tetapi itu tidak berarti ekonomi berguling,” ujar Paul Zemsky, Chief Investment Officer Voya Investment Management.

Data ekonomi AS menunjukkan penjualan rumah turun ke posisi terendah dalam dua tahun pada bulan September. Sentimen lainnya pengaruhi pasar yaitu laporan Beige Book Federal Reserve mengenai kondisi ekonomi yang menunjukkan pabrik AS menaikkan harga karena tarif. Sedangkan inflasi cenderung moderat.

Indeks saham MSCI global pun melemah 2,07 persen Harga minyak melemah usai penarikan jauh lebih besar di bensin dan solar AS. Namun, pelaku pasar khawatir terhadap permintaan di seluruh dunia.

Harga minyak mentah AS turun 0,29 persen menjadi USD 66,24 per barel dan harga minyak Brent susut 1,3 persen ke posisi USD 75,45.