Dolar AS Menguat, Harga Emas Tertekan



( 2018-11-01 02:27:34 )

Harga emas turun ke posisi terendah dalam tiga minggu didorong dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dan saham tertekan. Namun, sepanjang Oktober 2018, harga emas menguat seiring indeks saham AS yang merosot.

Wakil Presiden Direktur GoldMining Inc, Jeff Wright, menuturkan, bahwa rilis data ekonomi AS terutama sektor tenaga kerja ADP menguat pada bulan Oktober menekan harga emas. ADP melaporkan tenaga kerja sektor swasta mencapai 227 ribu pada bulan Oktober. Angka ini di atas harapan ekonom sekitar 178 ribu tenaga kerja baru.

Harga emas untuk pengiriman di bulan Desember terjadi penurunan sebesar USD 10,30 atau 0,8 persen ke posisi USD 1.215 per ounce. Level harga emas itu terendah sejak 10 Oktober.

Sepanjang bulan Oktober 2018, harga emas naik 1,6 persen berdasarkan kontrak yang aktif. Sementara itu, harga perak untuk pengiriman di bulan Desember turun 1,2 persen ke posisi USD 14.282 per ounce. Harga perak susut 2,9 persen.

"Dolar AS yang menguat dan pemulihan nyata di pasar saham global membebani harga emas. Secara teknikal juga harga emas tertekan sehingga membuat investor berorientasi jangka pendek enggan bertaruh untuk harga emas,” tulis analis Commerzbank, seperti dikutip dari laman Marketwatch, pada hari Kamis (01.11.2018).

Seperti diketahui, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street juga jadi sentimen pengaruhi harga emas. Harga emas menguat yang didorong indeks saham Dow Jones dan S&P 500.

Penguatan tersebut mendorong indeks saham acuan itu masing-masing naik 0,97 persen untuk Dow Jones dan S&P 500 bertambah 1,09 persen pada 2018. Namun, sepanjang Oktober indeks saham S&P 500 susut 6,8 persen.

Selain wall street pengaruhi harga emas, indeks dolar AS naik 0,2 persen ke posisi 97,16 juga menekan harga emas. Indeks dolar AS telah menguat 0,8 persen selama sepekan. Dolar AS yang menguat membebani harga komoditas.

“Kekuatan dolar AS terkait antisipasi jumlah pekerjaan bulanan tenaga kerja AS pada hari Jumat diperkiran kuat. Ini mengarah kepada kenaikan suku bunga lebih cepat pada tahun 2019,” ujar Wright.

Ia mengharapkan harga emas bertahan di posisi USD 1.200. Ini mengingat volatilitas pasar, pemilihan di AS dan laporan keuangan perusahaan AS yang pengaruhi harga emas.

Harga komoditas logam lainnya yaitu harga palladium untuk pengiriman di bulan Desember naik 1,3 persen menjadi USD 1.068,50 per ounce usai bukukan kerugian selama lima sesi berturut-turut. Harga platinum untuk pengiriman Januari bertambah 0,5 persen ke posisi USD 843 per ounce. Sedangkan harga tembaga tergelincir 0,2 persen ke posisi USD 2.659 per pound.