Rupiah Menguat ke Level 14.298 per Dolar AS



( 2018-12-03 04:47:04 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan Senin (3/12/2018). Bahkan rupiah menguat ke posisi 14.298 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan, IHSG naik 61,9 poin atau 1,02 persen ke level 6.118,06. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG kembali menguat 83,6 poin atau 1,38 persen ke level 6.139,75. Indeks saham LQ45 juga naik 1,79 persen ke posisi 983,71. Seluruh indeks saham acuan menghijau.
Pada awal perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.143,72 dan terendah 6.118,04. Sebanyak 136 saham menguat dan mendorong IHSG ke zona hijau. Selain itu, 70 saham melemah dan 112 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 15.257 kali dengan volume perdagangan 422,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 472,7 miliar.
Investor asing jual saham Rp 110,7 miliar di total pasar. Dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.298 per dolar AS.
Seluruh sektor saham menguat. Penguatan terbesar disumbang sektor aneka industri yang naik 1,99 persen. Diikuti sektor saham keuangan sebesar 1,74 persen dan pertambangan 1,65 persen.
Saham yang menguat antara lain saham KONI naik 17,33 persen ke posisi Rp 352 per saham, saham RANC terdongkrak 16,87 persen ke posisi Rp 388 per saham, dan saham SURE melonjak 16,18 persen ke posisi Rp 2900 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham MBAP turun 9,39 persen ke posisi Rp 2.800 per saham dan saham DART melemah 5,56 persen menjadi Rp 51 per saham.
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham di awal pekan ini. Gerak IHSG dipengaruhi banyaknya katalis positif yang datang menghampiri.
Baik dari sisi sentimen eksternal, maupun dari dalam negeri, IHSG juga diwarnai sentimen positif pada pergerakan indeks hari ini. IHSG diprediksi bakal diperdagangkan di level 5.970-6.200.
Nilai tukar rupiah mendapatkan support begitu luar biasa dari dominasi sentimen sepanjang minggu. Itu didorong oleh dana asing yang terus mengalir masuk ke pasar saham dan obligasi sehingga nilai tukar berhasil menguat ke level dibawah Rp 14,500.
Dari sisi global, Jerome Powel yang menyampaikan bahwa kondisi tingkat suku bunga di Amerika Serikat (AS) saat ini hanya sedikit dibawah kondisi normal langsung disambut positif oleh pasar.
Itu memberikan harapan sekaligus menjadi indikator bahwa proyeksi kenaikkan suku bunga AS di tahun 2019 dapat lebih sedikit dibandingkan dengan konsensus yang ada saat ini.
Tak hanya itu, turunnya harga minyak dunia turut berkontribusi positif bagi laju IHSG pada pekan ini. Hal ini menjadi angin segar bagi pasar domestik terutama dari sisi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang terus melebar sejak awal tahun.
Penurunan harga minyak ini diharapkan dapat mengurangi beban subsidi pemerintah dan dapat memperbaiki kondisi CAD sampai dengan akhir tahun.
IHSG secara teknikal mengindikasikan penguatan. IHSG bakal naik dalam kisaran support dan resistance di 5.955-6.226.