IHSG Berpotensi Menguat



( 2018-12-27 02:09:28 )

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak positif pada perdagangan saham Kamis (27/12/2018). Gerak IHSG akan menguat di kisaran 6.107-6.200.
IHSG berpeluang naik disokong oleh aksi window dressing di tengah minimnya katalis positif pekan ini. Aksi window dressing atau mempercantik portofolio saham oleh manajer investasi (MI) dapat menjadi dukungan penguatan IHSG hingga penghujung 2018. Aksi window dressing di akhir tahun ini yang dilakukan pemodal, diperkirakan dapat mengeliminir faktor negatif di pasar terutama global. IHSG berpeluang menghijau di rentang 6.128-6.182.
Optimistis IHSG akan bergerak naik pada hari ini. Pola bullish pin bar disinyalir bakal menggiring IHSG untuk menguat. Secara teknikal, IHSG berpeluang perkasa pada level 6.072-6.172.
Pergerakan IHSG dipergerakan masih akan mencoba bertahan di atas level support dengan menguji level resistance pada support-resistance di 6.107-6.200.
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing di pasar regular. Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (26/12/2018), IHSG merosot 35,74 poin atau 0,58 persen ke posisi 6.127,85. Indeks saham LQ45 melemah 0,92 persen ke posisi 980,05. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Sebanyak 257 saham melemah sehingga menekan IHSG. 160 saham menguat dan 118 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.144,60 dan terendah 6.094,41.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 333.816 kali dengan volume perdagangan saham 15,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 11,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 37,01 miliar di pasar regular. Posisi rupiah berada di kisaran Rp 14.591 per dolar Amerika Serikat (AS).
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor tambang naik 0,05 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,17 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,17 persen.
Sektor saham aneka industri merosot 2,82 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian susut 2,17 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 1,69 persen.
Saham-saham yang bukukan top gainers antara lain saham PEHA melonjak 50 persen ke posisi Rp 1.800 per saham, saham HDFA mendaki 34,92 persen ke posisi Rp 170 per saham, dan saham NOBU menanjak 21,95 persen ke posisi Rp 1.000 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PNSE merosot 25 persen ke posisi Rp 900 per saham, saham RODA susut 24,89 persen ke posisi Rp 338 per saham, dan saham GLOB merosot 24,82 persen ke posisi Rp 515 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,31 persen, indeks saham Thailand merosot 0,07 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,26 persen.
Selain itu, indeks saham Singapura tergelincir 1,31 persen, indeks saham Taiwan melemah 0,50 persen. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,89 persen. Sedangkan indeks saham Hong Kong Hang Seng libur.
IHSG melemah didorong minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Sedangkan dari luar negeri, sebagian lembaga pemerintahan AS alami shutdown, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengkritik pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell. Sentimen kenaikan suku bunga the Federal Reserve dan pasar di beberapa negara libur.