Kebijakan Beijing Terhadap Yuan Menguatkan Yen



( 2016-01-06 09:55:52 )

Di awal tahun 2016, Yen masih menunjukkan kekuatannya hingga hari Rabu (06/01) ini setelah kebijakan terbaru dari pemerintah China terhadap Yuan untuk membantu perekonomian negaranya, makin menambah ketidakpastian bagi para investor. Aksi penolakan risiko pun kembali membayangi pasar hari ini dengan para investor yang terus "bertanding" di tengah penurunan ekonomi China. Akibatnya, Yen mendapatkan dukungan dalam fungsinya sebagai safe-haven.

Jajaran pemerintah China mengambil kebijakan untuk mendukung perekonomiannya dengan cara kembali mengatur Yuan untuk mencapai level terendahnya sejak bulan April 2011, pada Rabu ini. Kebijakan tersebut diputuskan hanya dua hari setelah pasar sahan China kembali tumbang lebih dari 6 persen akibat lemahnya data pengukuran manufaktur.

Pada sesi Asia hari Rabu pagi ini USD/JPY lompat 0.42 persen ke angka 118.55 dari 119.05, makin mendekati level rendah di angka 118.37 setelah Bank Sentral China (PboC) menetapkan nilai tukar USD/CNY ke level terlemah sejak Agustus 2015. Kebijakan devaluasi Yuan pada Agustus 2015 terbilang mengejutkan dan seketika mengguncang pasar finansial. Bank Sentral China (PBoC) memasang nilai tengah Yuan di kisaran 6.4010 terhadap 1 Dolar AS.

Yuan ditetapkan pada level 6.5314 terhadap Dolar AS pada Rabu ini, naik 0.22 persen dari level hari Selasa dengan level midpoint di level 6.5169. Angka tersebut merupakan kenaikan harian terendah sejak tanggal 3 November. Mata uang China diperkenankan untuk bergerak 2 persen di masing-masing sisi rate per hari. China berusaha untuk menggeser nilai tukarnya (devaluasi) mendekati nilai pasar dalam beberapa bulan yang lalu sehingga mengundang spekulasi bahwa Beijing sedang berusaha untuk memperkuat sektor ekspor China. Beberapa saat setelah nilai Yuan ditetapkan, data PMI Markit Caixin untuk sektor jasa pun dirilis. Indeks PMI Markit untuk sektor jasa China turun ke level 50.2 pada bulan Desember ini, dari 51.2 pada bulan November.