Harga Minyak Mentah Terpuruk Oleh Kurangnya Permintaan Tiongkok dan Pasokan Global



( 2016-01-08 05:24:39 )

Penutupan perdagangan Jumat dinihari tadi (08/01) Harga minyak mentah berjangka AS jatuh ke posisi terendah 12 tahun, hal ini disebabkan kekhawatiran pengurangan permintaan Tiongkok dan pertambahan pasokan minyak mentah AS. Mulanya acuan global harga minyak mentah Brent turun sebanyak 6% menjadi hampir 32 dollar perbarel, level paling rendah sedikitnya sejak April 2004, dampak dari turunnya pasar saham Tiongkok yang mengguncang investor yang sudah terkena penilaian negatif kekenyangan pasokan dalan minyak mentah. Tapi pada pertengahan perdagangan di Sesi New York, harga minyak mentah Brent mengurangi kerugian karena beberapa pedagang mengambil keuntungan setelah harga turun hampir 14 persen dalam empat hari.

Harga minyak mentah Brent turun 45 sen pada 33,78 dollar perbarel setelah merosot selama perdagangan Eropa yang rendah dari $32,16 level yang terakhir terdapat pada bulan April 2004. Sedangkan harga minyak mentah WTI turun 70 sen, atau 2,06%, pada 33,27 dollar perbarel. Pada hari Kamis, Tiongkok melemahkan mata uang yuannya sehingga tergelincir, membuat mata uang regional dan pasar saham jatuh secara global. Perdagangan pasar saham Tiongkok diskors kurang dari setengah jam setelah pembukaan setelah turun tajam menyebabkan metode penghentian otomatis oleh sirkuit untuk kedua kalinya sejak diperkenalkan minggu ini. Kejadian tersebut menimbulkan kepanikan melambatnya permintaan dari negara nomor 2 konsumen dunia, mengancam utnuk memperpanjang pasokan tahunan yang berlimpah.

Data pemerintah AS pada Rabu menunjukkan lonjakan 10,6 juta barel dalam pasokan bensin,peningkatan mingguan terbesar sejak 1993 dimana investor sudah prihatin dengan persediaan yang besar di seluruh dunia. Harga minyak juga mengalami penurunan awal setelah kekejaman di Timur Tengah dan Afrika Utara menambahkan tindasan. Sebuah pusat pelatihan militer di kota Libya Zliten terkena bom truk yang menyebabkan puluhan korban jiwa, kata beberapa saksi mata, sementara puluhan serangan udara menggempur ibukota Yaman Sanaa. Sebuah Analyst memperkirakan harga minyak masih berpotensi mengalami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak mentah dunia.