Bursa Asia Kembali Menguat Mengikuti Kenaikan Saham Wall Street



( 2016-01-13 04:33:31 )

Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) menguat dari titik terendah sejak 2012 mengikuti kenaikan yang dicatatatkan oleh Wall Street.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/1/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik melonjak 1,3 persen pada pukul 10.04 waktu Tokyo Jepang. Sebelumnya, Indeks MSCI Asia Pasifik telah mengalami penurunan 7 hari berturut-turut.

Indeks Topix Jepang melonjak 2,2 persen, terbesar sejak 16 Desember 2015. Di Hong Kong, Indeks Hang Seng juga melonjak 1,4 persen. Sedangkan Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru naik 0,3 persen.

Pasar saham mulai bergairah kembali, ucap Evan Lucas, Analis IG Ltd, Melborune, Australia. Harga minyak menjadi salah satu pendorongnya karena mampu bertahan di level US$ 30 per barel. Sedangkan para analis memperkirakan bahwa harga minyak akan jatuh di bawah US$ 30 per barel.

Sebelumnya, bursa Asia terus tertekan karena sentimen dari China. Tekanan di bursa saham China memicu penghentian sementara perdagangan saham. Mengingat sistem perdagangan di bursa China dirancang bila indeks saham acuan CSI 300 turun lima persen akan dihentikan sementara. Jika indeks saham acuan jatuh dan naik 7 persen maka akan dihentikan sementara selama sisa perdagangan saham.

Melemahnya bursa saham China tersebut turut menyeret bursa saham Asia mencatatkan level terendah lebih dari empat tahun terakhir seiring kekhawatiran terhadap prospek China berlanjut. Hal itu memicu aksi jual di bursa saham Asia.

Gejolak di pasar China telah berdampak kepada ekonomi global dalam pekan pertama 2016. Hal itu seiring penghentian sementara perdagangan saham dan bank sentral China menetapkan yuan di level terendah dalam delapan hari. Hal itu meningkatkan kekhawatiran terhadap perang mata uang global.

Pasar khawatir tentang stabilitas keuangan China. Investor mencari tahu bagaimana visi ke depan soal rezim devisa baru bekerja, ucap Matthew Sherwood, Analis Perpetual Ltd.