Kebijakan Ekonomi Pemerintah Diproyeksi Akan Kuatkan IHSG



( 2016-01-25 05:52:50 )

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak menguat pada perdagangan saham sepekan. IHSG mendapat dorongan dari paket kebijakan ekonomi pemerintah sehingga mendapat respons positif dari pelaku pasar.

Analis LBP Enterprises Lucky Bayu Purnomo menilai, kebijakan pemerintah di bidang ekonomi nampak positif apalagi pemerintah serius dalam melakukan pembangunan infrastruktur.

Sentimen dari infrastruktur bahwa arah kebijakan pemerintah positif sudah mulai kita lihat. Pemerintah mewujudkan hal tersebut melalui pembangunan untuk menjelaskan bahwa kebijakan itu serius, ucapnya. Sentimen positif lain, didorong dengan turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Lucky mengatakan penurunan suku menggerakan sektor lain seperti sektor properti.

Suku bunga BI turun 7,5 persen menjadi 7,25 persen, walaupun turun tipis prinsipnya akan positif ke industri properti karena mayoritas sistem KPR menganut kinerja suku bunga. Angin segar bagi properti. BI memahami cara mendorong ekonomi dengan meningkatkan kualitas KPR, jelas Lucky.

Namun demikian, pihaknya tak menampik jika jatuhnya harga minyak dunia membayangi kinerja indeks saham. Meski begitu, harga minyak diperkirakan rebound untuk mendekati level US$ 31 per barel.

Tantangannya harga minyak, pada prinsipnya cenderung menguat ke US$ 31 per barel karena yang terakhir dilihat titik cukup rendah. Belakangan US$27, US$29 ke US$31 target yang rasional, tambahnya. Dia menuturkan, IHSG bakal bergerak ke level support 4.425 dan resistance pada level 4.475-4.485.‎

Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan IHSG masih dalam tren penurunan pekan ini. ‎Namun begitu, indeks saham berpotensi berbalik arah.

Dia mengatakan, hal tersebut didorong dengan perubahan arah dari aksi jual ke aksi beli di akhir pekan lalu. Kemudian didorong oleh indikasi rebound harga minyak dunia.

Tetap cermati sentimen pada laju IHSG serta amati aksi jual asing yang terus terjadi pada IHSG untuk seminggu ke depan, ucap Reza. Reza mengatakan, IHSG berada pada support 4.390-4.425 dan resistance pada level 4.485-4.510.

Laju IHSG periode 18-22 Januari 2016 ditutup menurun 1,49 persen ke posisi 4.456,74 jika dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya yang berada di level 4.523.

Sentimen dari global seperti penurunan nilai proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara oleh lembaga Dana Moneter Internasional (IMF), pemangkasan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun ini oleh Bank Pembangunan Asia dan penurunan harga komoditas dunia menekan laju IHSG pada pekan lalu.