Rupiah Menguat 13.657 per Dolar AS Awal Februari



( 2016-02-01 10:20:35 )

Nilai tukar rupiah akhirnya menguat tinggi di awal Februari 2016 ini sampai mengenai level 13.600 per dolar AS. Penggiat menguatnya rupiah di karenakan prestasinya yang cukup atraktif jika dibandingkan dengan mata uang lainnya.

Di lansir dari laman Bloomberg, Senin (1/2/2016), saat ini rupiah berada pada level 13.662 per dolar AS pada pukul 10.00 WIB. level tersebut menguat dibandingkan saat pembukaan yang berada di angka 13.775 per dolar AS dan dibandingkan dengan penutupan pada pekan lalu yang berada di angka 13.778 per dolar AS.

Sejak pagi harga rupiah berada pada kisaran 13.657 per dolar AS hingga 13.780 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah telah menguat 0,87 persen.

Sedangkan berlandaskan pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah berada di level 13.699 per dolar AS, meningkat dibandingkan pada perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.846 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah bisa menguat dalam waktu dua hari terakhir setelah sebelumnya sempat mengalami tekanan yang cukup dalam selama hampir enam pekan. Penguatan rupiah juga terjadi karena adanya dugaan masuknya dana asing di tengah adanya pelonggaran moneter oleh beberapa bank sentral terbesar di dunia.

Peningkatan rupiah terjadi seiring dengan menguatnya mata uang Asia lainnya. Akan tetapi rupiah mampu menguat cukup tinggi. Pendorongnya karena adanya pernyataan dari bank sentral Jepang yang akan menggerakkan kebijakan pelonggaran moneter menyusul yang dilakukan bank sentral Eropa.

"Rupiah merekomendasikan imbal hasil yang menarik karena performanya yang berada di bawah mata uang lainnya," ujar analis mata uang Commonwealth Bank of Australia, Andy Ji.

Disamping itu, peningkatan rupiah tersebut terjadi karena pemerintah dan Bank Indonesia dapat menjaga stabilitas ekonomi dengan baik. Inflasi sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menolak tekanan dari banyak pihak untuk merendahkan suku bunga acuan di tahun lalu dan lebih fokus menunggu realisasi angka inflasi dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed).

Analis Aberdeen Asset Management Plc, London, Inggris, Edwin Gutierrez, menjelaskan bahwa arus modal kembali masuk ke Indonesia dengan terjaganya angka inflasi yang menyebabkan rupiah terus mengalami penguatan.

"Sesudah BI menurunkan suku bunga acuan pada bulan ini, arus modal yang sudah masuk tersebut akan tetap terjaga," pungkasnya.