Bank Sentral Turunkan Bunga Acuan



( 2015-11-06 04:24:22 )

Beberapa indikator perekonomian belakangan ini yang membaik diprediksikan akan membuka kesempatan bagi Bank Indonesia untuk menurunkan bunga acuan (BI Rate) yang saat ini berada di level 7,5 persen. Selain neraca pembayaran, transaksi berjalan, serta defisit neraca berjalan membaik, kemungkinan suku bunga diturunkan kian terbuka karena deflasi dan kurs rupiah yang menguat.


Menurut Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah, penurunan suku bunga Bank Indonesia terbuka cukup lebar, “Kita memiliki penurunan suku bunga karena inflasi yang turun terus,” ujarnya. Musababnya selama dua bulan terakhir inflasi berada di rentang angka -0,05 dan -0,08 persen.


Disamping itu, bekas Deputi Gubernur BI tersebut percaya, meskipun pertumbuhan kredit masih belum pasti, ada peluang penurunan suku bunga akan semakin besar jika merujuk pada situasi ekonomi global teranyar. Layaknya situasi di Indonesia, Halim yakin situasi ekonomi global juga berbenah.


Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Gerindra, Wilgo Zainar, sepakat. Tren inflasi yang rendah dan kurs rupiah yang menguat di kisaran 13 ribuan per dolar AS belakangan ini telah menunjukkan kondisi moneter relatif stabil. “Jika bunga turun, sektor riil akan semakin bergairah dan minat investor melonjak,” katanya ketika dihubungi. Tapi Halim dan Wilgo setuju bank sentral memiliki penilaian sendiri sebagai otoritas negara, terutama menyikapi faktor eksternal, seperti dari kondisi perekonomian Cina dan Amerika Serikat.