Menyambut Laporan NFP, Dolar AS Persiapan Jatuh



( 2016-02-05 06:56:25 )

Di sesi perdagangan Asia Jumat (05/02) hari ini, Dollar AS terlihat stabil namun masih berada pada jejeran penurunan mingguan. Para investor mengacu pada angka penggangguran AS yang diberitakan tadi malam sebagai panduan terbaru dalam outlook kebijakan keuangan ketat Federal Reserve. Greenback bersarang di dekat level rendah pada dua minggu terhadap yen, melumpuhkan lonjakan yang terbentuk pekan lalu usai Bank Sentral Jepang (BoJ) mengangkat kebijakan suku bunga negatif. USDJPY merosot ke kisaran 116.89 yen, tak jauh dari level rendah dua mingguan di 116.52 yen. USDJPY menggabungkan penurunan mingguan sebanyak 3,5 persen.

Sementara itu, EURUSD tertunduk 0,1 persen berada di kisaran 1.1119 setelah meningkat hingga 1 persen tadi malam ke level tinggi 15 minggu di angka 1.1239. Mata uang single currency tersebut telah menggabungkan kenaikan sebesar 3,3 pesen selama sepekan ini. Beda halnya dengan Sterling, Dollar AS memperoleh penguatan dari mata uang Inggris tersebut karena komentar dari Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE), Marmk Carney, dalam “Super Thursday” yang menghapuskan pembicaraan tentang kemungkinann pemangkasan suku bunga beberapa bulan ke depan, sehingga menggencet posisi short Poundsterling. GBPUSD diperdagangkan jatuh 0,1 persen ke angka 1.4576, dari level tinggi hari Kamis di angka 1.4672. Walau demikian, GBPUSD masih berada dalam jalur untuk mendapatkan kenaikan mingguan hingga lebih dari 2 persen.

Nanti malam, para trader akan membuktikan rilis berita angka Non Farm Payrolls (NFP) AS yang diekspektasikan akan menghadirkan tambahan sebanyak 190,000 lapangan kerja pada bulan Januari, berdasarkan prediksi median dari 108 ekonom yang disurvei Reuters. Sayangnya, keterangan permohonan tunjangan pengangguran AS tadi malam tercatat mengecewakan. Data Klaim Pengangguran yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS memperlihatkan telah terjadi kenaikan yang cukup signifikan ke angka 285K, atau dengan kata lain lebih tinggi jika dibandingkan dengan data periode sebelumnya yakni 277K, dan jumlah klaim pengangguran yang baru rilis tersebut lebih tinggi daripada ekspektasi ekonom sebanyak 279K.