Bisnis Minyak Mentah di Inggris Terancam Punah



( 2016-02-25 05:29:40 )

Masa depan industri perminyakan di Inggris terancam hancur, hal ini disebabkan kerugian yang besar dialami oleh perusahaan migas serta anjloknya investasi pada sektor ini.

Data laporan dari Oil & Gas UK memperkirakan, 43% lapangan minyak milik Inggris yang berada di wilayah North Sea akan mengalami kerugian di tahun ini jika harga minyak masih terus berada pada kisaran US$ 30/barel.

Sementara untuk asosiasi trader minyak mengekspektasi investasi untuk proyek baru pada sektor perminyakan yang turun di bawah 1 miliar poundsterling (US$ 1,4 miliar) di tahun 2016. Sementara biasanya, investasi untuk proyek hanya mencapai 8 miliar poundsterling (US$ 11,3 miliar).

"Industri kami sedang berada di ujung jurang," ujar CEO Oil & Gas UK, Deirdre Michie, dikutip dari CNN, Kamis (25/2/2016).

Harga minyak mentah saat ini berada pada kisaran US$ 33/barel, mengalami penurunan sekitar 70% sejak musim panas 2014 lalu.

Industri migas sekarang ini sedang dihadapkan dengan masalah menumpuknya pasokan minyak. Saat permintaan minyak sedang turun, dan Arab Saudi sebagai pemimpin negara OPEC tidak ingin mengurangi produksinya.

Arab Saudi dan Rusia telah sepakat untuk menahan produksi minyaknya.

Data keterangan dari Rystad Energy, perusahaan peneliti energi, biaya untuk produksi rata-rata tiap barel minyak di Inggris adalah US$ 52. Sementara untuk Arab Saudi dan Rusia, biaya rata-rata produksinya adalah US$ 9,9 sampai US$ 17,2.

Michie meminta agar pemeirntah Inggris memotong pajak untuk industri migas sehingga pemangkasan pekerja tidak terjadi.