Bursa Saham Asia Menguat Didukung Data Ekonomi AS



( 2016-03-07 11:18:58 )

Bursa Asia mencapai level tertinggi dalam dua bulan terakhir pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu disebabkan sentimen positif dari kenaikan harga minyak dunia dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Indeks saham MSCI Asia Pasific di luar Jepang naik 0,5 persen. Akan tetapi, Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,6 persen. Diikuti endeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,3 persen. Indeks saham Selandia Baru sedikit berubah.

Penguatan indeks saham di bursa saham Asia didukung dari sentimen data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Data tenaga kerja AS tumbuh 242 ribu pada Februari, dan mengalahkan perkiraan 190 ribu tenaga kerja baru.

Selain itu, harga minyak dunia juga mencapai level tertinggi dalam tiga bulan. Di awal pekan ini, pelaku pasar juga akan merespon target pertumbuhan ekonomi China di kisaran 0,65 persen. Ditambah defisit fiskal sekitar 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Data ekonomi AS itu juga menunjukkan pemulihan di sektor manufaktur AS sehingga mengurangi kekhawatiran ekonomi AS dapat tergelincir ke dalam resesi.

Data tenaga kerja AS membantu untuk mendorong kembali terhadap ekonomi AS. Dengan prospek ekonomi AS yang cerah dapat mempengaruhi aset berisiko, ujar Masahiro Ichikawa, Analis Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (7/3/2016).

Di pasar uang, indeks dolar AS cenderung merosot terhadap enam mata uang utama pada pekan lalu. Indeks dolar AS berada di kisaran 97,01. Sementara itu, euro naik ke level US$ 1,1043 dan yen sedikit berubah terhadap dolar AS ke level 113,88.

Mata uang dolar Australia dan Amerika Serikat sedikit mereda pada perdagangan awal di Asia seiring pertemuan China's National People's Congress. Tidak ada kejutan positif yang besar dari pertemuan itu, tulis Analis Commonwealth Bank Joseph Capurso.