Harga Emas Masih Stabil Menunggu Data Ekonomi



( 2016-06-01 03:44:21 )

Harga emas tidak banyak bergerak pada penutupan perdagangan Selasa ( Rabu pagi waktu Jakarta). Pelaku pasar menunggu beberapa data ekonomi yang akan keluar pada pekan ini.

Pada Selasa kemarin, angka Indeks Kepercayaan Konsumen AS untuk Mei tergelincir. Hal tersebut menjadi pertanda bahwa konsumen di AS masih sangat berhati-hati dan sangat mengontrol pengeluaran mereka sehingga pertumbuhan ekonomi masih tertahan.

Dengan penurunan angka kepercayaan konsumen tersebut bisa menjadi salah satu argumen untuk menahan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Dalam beberapa pekan terakhir memang Bank Sentral AS memberikan sinyal untuk menaikan suku bunga setelah melihat beberapa data ekonomi yang mendukung untuk mengetatkan kebijakan moneter.

Kenaikan suku bunga Bank Sentral AS menjadikan tekanan tersendiri bagi harga emas karena komoditas logam mulia tersebut harus bersaing dengan surat utang yang memberikan imbalan yang lebih tinggi jika suku bunga benar-benar naik.

Saat ini investor sedang menunggu data manufaktur yang akan keluar pada Rabu waktu setempat dan juga angka tenaga kerja yang akan keluar pada Jumat. Jika data-data tersebut menunjukan kenaikan maka akan menjadi pendorong rencana kenaikan suku bunga acuan.

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan bahwa kenaikan suku bunga akan sesuai dengan rencana awal jika memang segala data ekonomi yang ada mendukung. Pernyataan dari Yellen ini seakan memberikan tekanan dari pernyataan dewan gubernur lainnya yang menyatakan bahwa kenaikan suku bunga kemungkinan besar bisa dua sampai tiga kali pada tahun ini.

Menurut Analis dari Capital Economics, harga emas bisa jatuh ke bawah US$ 1.000 per troy ounce jika Bank Sentral AS menaikan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan. Pasar akan berubah arah dan dalam beberapa saat akan masuk ke masa pergantian.